Para ibu di Amerika Serikat , saat
ini menonton TV lebih banyak dan kurang aktivitas fisiknya dibandingkan dengan
para ibu pada empat dekade yang lalu, sebuah studi baru menemukan.
http://news.health.com |
Ketika generasi demi generasi berlalu, para ibu telah
mengalami penurunan aktifitas fisik, banyak diam dan mengalami kegemukan. Hal
ini meningkatkan resiko anak anak mereka mengalami kegemukan, tidak aktif dan menderita
penyakit tidak menular kronis, kata pemimpin penelitian
Edward Archer, seorang ilmuwan olahraga dan epidemiologi di University of South
Carolina.
"Mengingat bahwa aktivitas fisik merupakan prasyarat mutlak untuk kesehatan dan kesejahteraan, tidak mengherankan bahwa penurunan aktivitas fisik , sekarang menjadi penyebab utama kematian dan penyakit di negara maju," Archer mencatat dalam sebuah rilis berita universitas.
Analisis dari 45 tahun data nasional USA , difokuskan pada dua kelompok ibu: ibu–ibu yang menpunyai anak usia 5 tahun atau lebih muda, dan ibu-ibu dengan anak usia 6 sampai 18 tahun. Para peneliti menilai aktivitas fisik yang berkaitan dengan memasak, membersihkan rumah dan berolahraga.
Dari tahun 1965 sampai 2010, jumlah rata-rata aktivitas fisik ibu-ibu kelompok pertama turun dari 44 jam menjadi kurang dari 30 jam seminggu, sehingga terjadi penurunan pengeluaran energi sebesar 1.573 kalori per minggu.
Jumlah rata-rata aktivitas fisik kelompok kedua menurun dari 32 jam menjadi kurang dari 21 jam seminggu, dengan penurunan pengeluaran energi sebesar 1.238 kalori per minggu.
"Mengingat bahwa aktivitas fisik merupakan prasyarat mutlak untuk kesehatan dan kesejahteraan, tidak mengherankan bahwa penurunan aktivitas fisik , sekarang menjadi penyebab utama kematian dan penyakit di negara maju," Archer mencatat dalam sebuah rilis berita universitas.
Analisis dari 45 tahun data nasional USA , difokuskan pada dua kelompok ibu: ibu–ibu yang menpunyai anak usia 5 tahun atau lebih muda, dan ibu-ibu dengan anak usia 6 sampai 18 tahun. Para peneliti menilai aktivitas fisik yang berkaitan dengan memasak, membersihkan rumah dan berolahraga.
Dari tahun 1965 sampai 2010, jumlah rata-rata aktivitas fisik ibu-ibu kelompok pertama turun dari 44 jam menjadi kurang dari 30 jam seminggu, sehingga terjadi penurunan pengeluaran energi sebesar 1.573 kalori per minggu.
Jumlah rata-rata aktivitas fisik kelompok kedua menurun dari 32 jam menjadi kurang dari 21 jam seminggu, dengan penurunan pengeluaran energi sebesar 1.238 kalori per minggu.
Temuan ini menunjukkan bahwa pada tahun 2010, para ibu harus makan 175-225 kalori lebih sedikit per hari untuk mencegah kenaikan berat badan, daripada ibu pada tahun 1965, demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam edisi Desember jurnal Mayo Clinic Proceedings.
Penurunan yang signifikan dalam aktifitas fisik ini
berhubungan erat dengan peningkatan tajam dalam menikmati hiburan secara duduk diam
seperti menonton TV, demikian hasil penelitian ini. Terjadi peningkatan dalam duduk
diam menikmati hiburan dari 18 jam pada tahun 1965 ke 25 jam seminggu di tahun
2010 untuk kelompok kedua dan 17 jam ke 23 jam untuk ibu-ibu dengan anak balita.
Ibu yang hanya tinggal di rumah mengalami penurunan
aktifitas fisik dua kali lebih besar dibanding dengan ibu yang bekerja. Begitu
juga sebaliknya mengalami peningkatan yang tajam dalam menghibur diri. Apalagi ada smartphone dan tab.
Temuan ini memberikan wawasan yang penting ke dalam masalah pertumbuhan obesitas dan diabetes di Amerika Serikat, para penulis penelitian mencatat dalam rilis berita.
Temuan ini memberikan wawasan yang penting ke dalam masalah pertumbuhan obesitas dan diabetes di Amerika Serikat, para penulis penelitian mencatat dalam rilis berita.
Kesimpulan dari temuan ini serta penelitian lainnya menunjukkan
bahwa ketidakaktifan aktivitas fisik telah meningkat secara signifikan dan
mungkin krisis kesehatan masyarakat terbesar akan dihadapi dunia ini, kata Archer dalam rilis berita.
Jika seseorang mengalami kurang olahraga atau aktifitas fisik, tubuh biasanya akan memiliki tingkat keasaman
yang lebih tinggi. Tubuh menjadi sasaran empuk
penyakit jika bersifat asam.
Kondisi tubuh yang asam menyebabkan kelelahan, nyeri, kulit melepuh, sakit
kepala, mengantuk, alergi, pilek dan flu, masalah
sinus. Kadar oksigen menurun akibat penumpukan karbondioksida dalam darah. Jika
oksigen turun sel-sel tubuh akan mati.
Orang yang memiliki tubuh terlalu asam lebih gampang terkena bakteri atau virus. Asal tahu saja, sel kanker lebih mudah berkembang jika tubuh dalam kondisi asam yang berlebihan.
Darah yang asam akan memblokir penyerapan vitamin, membuat racun tersumbat dalam sel, memperlambat fungsi organ, mengganggu sistem pencernaan yang baik, mengeluarkan banyak gas dan perut kembung, menyebabkan kenaikan berat badan tidak sehat dan mempercepat proses penuaan.
Orang yang memiliki tubuh terlalu asam lebih gampang terkena bakteri atau virus. Asal tahu saja, sel kanker lebih mudah berkembang jika tubuh dalam kondisi asam yang berlebihan.
Darah yang asam akan memblokir penyerapan vitamin, membuat racun tersumbat dalam sel, memperlambat fungsi organ, mengganggu sistem pencernaan yang baik, mengeluarkan banyak gas dan perut kembung, menyebabkan kenaikan berat badan tidak sehat dan mempercepat proses penuaan.
Jadi beraktitas fisik atau berolahragalah agar tubuh tetap sehat.
Rabu, 4 Desember, 2013
(HealthDay News)
No comments:
Post a Comment